Anneyongasseo....
Ach,
Korea Selatan. Drama romantis, K-Pop, Kimchi, Handouk, Ginseng. Itu kali ya
yang terlintas dibenak kebanyakan orang. Apakah Cuma itu?
Kalau
aku sich bilang Korea Selatan itu awesome banget. Padahal jujur, aku baru
mengenal Korea Selatan itu di catur wulan terakhir 2016. Baru banget, ya?
Mungkin karena sejak dulu satu-satunya negara di luar Indonesia selain Arab
Saudi yang ingin kukunjungi adalah Jepang. Meski Jepang sempat menjajah bangsa
tercinta ini, aku selalu berfikir bahwa Jepang adalah kumpulan orang-orang
pemberani di tengah-tengah ketertinggalan sebagian besar yang melanda
negara-negara Asia.
Jepang
adalah bagian dari kisah cintaku dengan Fisika: kemajuan tegnologi, kedisiplinan,
dan kekuatan prinsip adalah alasan kuat kenapa aku menjadikan Jepang sebagai
kiblat untuk mendramatisir perjalanan cintaku dengan Fisika. Dan, inilah alasan
utama aku menutup mata dengan negara-negara lain. Aku terlanjur terdoktrin
dengan mindset yang kuciptakan
sendiri: bahwa satu-satunya bangsa yang layak untuk dicontoh bangsaku,
Indonesia, adalah Jepang. Lalu kenapa akhirnya aku membuka mata untuk Korea
Selatan?
Kalau
pertanyaannya itu, bisa jadi kita akan bercerita tentang kisah perselingkuhan. Kenapa?
Sebab dalam ikrar setiaku dengan Fisika, bila aku diberi kesempatan melanjutkan
studiku di luar negeri, maka tempat itu adalah Jepang. Dan hari ini, sejak satu
semester terakhir ini aku berkenalan dengan teman baru bernama Korea Selatan,
aku sudah berani memutuskan bahwa jika kesempatan itu memang ada, maka aku akan
memilih Korea Selatan. (Aamiin...)
Kalau
aku diizinkan untuk sedikit cerita (padahal
diizinkan enggak diizinkan aku tetap akan menceritakan... ahaha), kecintaanku
pada Jepang itu sudah tumbuh sejak aku pertama kali belajar Sejarah, khususnya
sejarah tentang penjajahan Jepang terhadap Indonesia. Dan itu dulu sekali,
maksudnya aku masih di bangku SD. Kecintaan itu terus tumbuh sampai akhirnya
aku memberi kesempatan si negara Ginseng ini. (soundtracknya lagu SADIS-nya Afghan)
Kenapa
aku bisa berpaling, padahal kecintaanku pada Jepang sudah tumbuh subur selama
belasan tahun di dalam diriku. Nah, ini dia sebenarnya yang ingin aku share buat yang sudi baca tulisan enggak penting ini ...
Check it Out ...
Jadi,
dulunya aku sempat ill feel sama
Korea Selatan. Seriusan. Virus Korea Selatan menyebar sampai ke pelosok
negeriku. Yang paling buat aku semakin makin, justru yang terserang virus
K-Pop, Drama Romantis dan lain sebagainya sejenisnya itu adalah temen-temen aku
generasi muda bangsa ini. Waktu senggang dihabiskan untuk menonton drama-drama
Korea, musiknya, style-nya, sampai
gaya hidupnya pun mulai ala-ala Korea.
Intinya, mereka-mereka yang terjangkit virus Korea ini meresahkan. Itulah
alasannya.
Nokia,
merek HP yang pernah menduduki peringkat teratas akhirnya mengalami juga
masa-masa di bawah oleh kehadiran Android.
Dua tahun menghilang dari peredaan. Itulah cikal-bakal perkenalanku dengan
Korea Selatan. Yah, sebab aku mulai kepoin
produk yang sanggup bersaing di tengah-tengah semakin maju dan pesatnya
dunia komunikasi tegnologi, yaitu Samsung.
Gara-gara
alat canggih yang memungkinkan dunia berada dalam genggagam inilah, aku mulai kepo sama Korea Selatan. Wow banget
rasanya, apalagi Menteri Komunikasi dan Informarsi yang sekarang ada program
semacam study banding gitu ke
Perusahan Komunikasi di Korea Selatan. Yah, aku memberikan penilaian positif
pertama kali untuk Korea Selatan karena kecanggihan tegnologinya. Sebelumnya
aku cuma tahu kalau negara Asia yang ngerti tegnologi cuma Jepang.. (maklumlah, cinta itu buta soalnya...)
Aku
punya keinginan bisa mengusai bahasa asing. Konon, kemampuan berbahasa asing
itu bisa terus meremajakan otak. Awalnya aku cuma ingin menguasai beberapa
bahasa daerah Indonesia dengan suku dominan, bahasa Inggris, bahasa Arab dan
tentu saja bahasa Jepang. Namun, setelah kesemsem
sama-sama Korea Selatan gegara kemajuan tergnologinya tadi, aku mulai
tertarik untuk mengenal sedikit ungakapan-ungkapan bahasa Korea. Well, untuk itu aku mulailah membuka
diri untuk nonton drama Korea.
Bisa
jadi karena moment-nya enggak tepat.
Pas aku nonton drama, keadaan sekitar aku sedang memungkinkan aku untuk berubah
menjadi cewek seutuhnya #eh, lebih
berjiwa sensitif maksudnya. Jadilah, nonton drama yang gendre-nya romance,
aku-nya jadi baper... #eeeeeaaaaaaaaak.
Bisa
jadi itu bukan drama pertama yang aku tonton, tapi setidaknya itu adalah drama
yang sangat membekas diingatan. (gimana
la ya kan? Udah keduluan baper...). Si oppa
itu nama-nya Soon Joon Ki, berperan sebagai laki-laki menyebalkan menurutku
karena terlalu bodoh dalam mencintai kekasihnya.. sampai-sampai menomorduakan
adiknya, dan yang parahnya mengorbankan masa depannya menjadi dokter demi tidak
kuasa melihat perempuan yang dia cintai berada dipenjara karena tidak sengaja
membunuh. Buat pecinta Drama Korea, apalagi Soon Joon Ki lovers, pasti tau aku lagi cerita drama yang mana. Tapi sudahlah,
kita tidak sedang mengulas drama disini.
Kembali
ke laptop... topik awal maksudnya.
Jadi
setelah punya keinginan untuk belajar bahasa Korea, aku pun mulai kepo tentang kehidupan artis Korea (Skip), kehidupan sehari-hari masyarakat
Korea maksudnya. Kalau lagi mangkal di toko buku, mulai suka baca-baca sinopsis
buku tentang Korea. Kalau kebetulan baca berita dari internet, mulai iseng
buka-buka iklan yang menjanjikan perjalanan gratis ke Korea. Dan parahnya, pas
lagi nge-date sama adek aku (maklum
masih jomblo happy. Loooh), aku mulai
memasukkan Korea dalam bahasan. Sampai-sampai adekku yang paling ganteng itu
(enggak ada saingan di rumah soalnya, kecuali ayah. Kalau di luar jangan
tanya... heheh), berkomentar, “Kau kenapa sih, kak. Kok jadi ikut-ikutan demam
Korea gitu ku liat?”
You know reader .....
Pas
adikku berkomentar seperti itu, jelas dia sedang mengkhawatirkan kesehatanku.
Ahahaha...
Well, Korea emang awesome banget. Serius, aku sampai
belajar otodidak untuk bisa baca aksara-nya mereka tau... parah kan? Baru kenal
6 bulanan aku udah sampe segitunya sama Korea. Tapi ini beneran, aku makin
pengen teriak wow wow pas adikku bilang, “Masak enggak tau sih, kalau Korea
Selatan juga pernah jadi tuan rumah Piala Dunia?” (Aku dulu sempat suka bola,
tapi enggak peduli itu memperebutkan piala apa, aku lebih milih ikut
taruhannya.. Ooops, jangan ditiru, ya. Sekarang udah insyaf, Insyaallah).
“Sekjen
PBB juga dari Korea Selatan, kan?” lanjutnya lagi. Ow ow, waktu itu aku udah
seperti Kang Ma Ru yang diperankan Soon Joon Ki di drama yang tadi sempat aku
ceritain. Udah keterlaluan jatuh cinta sama someone
like you sampai-sampai yang begituan pun aku enggak tau. Parah, kan? Yaudah,
jangan ikutan sedih gitu dong. Kasian, aku enggak sanggup beliin tisu soalnya,
dan aku berani bersumpah, tanganku tak sampai untuk menghapus air matamu.
(Haaaaa????? ... #Abaikan)
Yang
barusan buat aku makin jatuh cinta sama Korea Selatan adalah, bahwasanya
pemerintah Korea Selatan menyediakan beasiswa full untuk mahasiswa Indonesia yang mau belajar di sana. Dan ...
untuk S-2, aku bilang itu syaratnya sangat mudah dibanding beasiswa LPDP dari
pemerintah kita, yang katanya kuotanya selalu berlebih karena banyak pelamar
yang tidak memenuhi syarat. Katanya lagi karena standart TOEFL-nya itu.
Kriteria mudah karena IPK-nya standar pelamar kerja untuk lulusan eksakta, dan
tidak mensyaratkan TOEFL, walaupun itu bakal jadi nilai tambah jika ada. Dan awesome-nya lagi, sebelum kuliah si
calon penerima beasiswa wajib belajar bahasa Korea selama satu tahun penuh.
Ini, yang buat mahasiswa Indonesia yang sudah di sana ngiri sama penerima beasiswa ini.
Enggak
penting yah tulisan ini?
Emang
sih, tapi aku merasa perlu berbagi dengan temen-temen yang kalau bengong suka
jadi reader silent, kata-katanya sih,
TULISAN ITU HIDUP. Yah, siapa tahu kan, gara-gara aku nulis ini (walaupun
enggak ada yang baca) malaikat jadi ngaminkan harapanku untuk bisa melanjutkan
studi di Korea Selatan. Aamiin...
Eh,
dari tadi kita belum cerita liburan ke Korea ya? Oops, ini penting nih. Aku
mungkin jatuh cinta sama Korea lebih karena aku mencintai Fisika dan ilmu
terapannya. Tapi, sama seperti Jepang, Korea Selatan bukan hanya maju di bidang
tegnologi, tapi juga kedisiplinan dan mental bertahan yang kuat. Nilai plus-nya
lagi, di Korea itu saluran transmisi diupayakan dengan kabel tanah, jadi
kemungkinan kebakaran karena kabel-nya kecil. (Iya enggak sih?). kesimpulannya
sih, walaupun Korea maju di bidang tegnologi, tapi mereka tetap menjaga agar
keasrian alam-nya tetap terjaga.
Jadi,
kalau aku berharap bisa menetap di Korea beberapa tahun untuk belajar, mungkin
banyak orang malah pengen ke Korea justru cuma sekedar liburan. Nah, kalau
alasannya itu, ini ada jasa tour ke Korea yang di jamin halal. Buat saudara
muslim pasti butuh banget nih, konon di Korea masih H2C (Harap-harap Cemas)
untuk makanan halal dan tempat melaksanakan shalat kalau di luar rumah.
Sila
check aja di link ini: http://www.cheria-travel.com/2013/04/promo-paket-tour-korea-selatan.html aku enggak berani menjanjikan apa-apa soalnya. Belum
siap berdiam di balik jeruji karena menyampaikan info yang aku benar-benar
belum tau. (Subhanallah)
The last...
Terima
kasih untuk yang sudah mau baca tulisan tidak penting ini sampai selesai.
Walaupun bagiku ini penting, karena aku berharap tulisan ini hidup dan
menghidupkan harapanku untuk ke Korea Selatan. Terlebih, apabila yang baca sudi
mendoakan. Insyaallah, doa itu akan mengantarkan aku ke Korea Selatan. Aamiin
Yaa Allah ....
Eh, kelupaan... buat yang mau info seputar perjalanan yang lainnya bisa dilihat lebih lengkap di link ini: Check it Out
Eh, kelupaan... buat yang mau info seputar perjalanan yang lainnya bisa dilihat lebih lengkap di link ini: Check it Out
<a href="http://www.cheria-travel.com/2016/11/lomba-menulis-artikel-kreatif.html"><img alt="Lomba Menulis Artikel Cheria Wisata" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAOCout2Lkehvlpf-9yWqhljtv3omy5X9dYZMbw-izUh_AQ8AJx4o_2ZJ2G2NUxBZpUJuhmQri4KQWEH2Kh6vX-hGjhI7k-dOQIharb-WNKkCL3KM-YsuuRFjZhvAL92vj1Dr-6EpDYaXd/s1600/lomba-menulis-artikel5%2523.jpg" width='300px' height='300px'/></a>
ReplyDeleteKorea memang keren, banyak sekali tempat wisata meanrik disana. Yang paling saya suka yaitu Nami Island, tamanya keren banget, warna daun pepohononya kuning kuning sejuk gitu ^_^
Itu alasan kebanyakan orang emang Mas, tapi kalau aku lebih karena Korea Selatan negara Asia yang modern di bidang tegnologi tapi tetap menjaga keindahan alamnya. Setiap orang punya alasan masing-masing
Delete